Minggu, 22 Agustus 2010

Malam Ini, Hanya Tiga Bait

Sejak kenal kamu, sering sekali bertemu muka dengan rindu. Bahkan kali ini ia datang bertamu pada malam beku. Hati saya rasanya ngilu.

Saya menangis tidak sengaja. Cuma kamu sahaja tempat untuk bermanja. Ini bukan pura-pura, tanpa kamu rasanya mau gila.

Tak ada lelaki lain sembunyi di balik selimut. Sungguh, hanya saya sendiri dengan nyali yang mengkerut. Takut kamu akan direnggut.

Jumat, 06 Agustus 2010

kilabreT


Awalnya saya suka dengar suara.
Apa saja:
Gemericik hujan turun di balik jendela.
Suara dia bilang rindu saya.
Detak jantungnya yang memburu di telinga.
Nyanyian cintanya.
Dan bulir air mata yang mengalir tidak terasa.
Sekarang saya pilih sunyi saja.
Tidak ingin dengar apa-apa:
Suara dia jelaskan alasannya.
Derik pintu rahasia yang terbuka.
Denting beling piring yang dibanting pada lantai tak berdosa.
Isak yang tersangkut pita suara.
Dan langkah kaki yang kian menjauh entah kemana.

Saya tersenyum pada cermin di kamar sepi.
Andainya kamu yang merangkai kata-kata ini,
dan saya yang mencari makna puisi yang tersaji.
:kilabret nakiadnA
.kiratret nad atnic hutaj gnay umak ,atik aratnA

080808

Senin, 02 Agustus 2010

Bunuh Diri

Aku berbagi kesendirian
dengan genangan yang mengumpulkan rintik hujan,
dan bercakap-cakap dengan bayangan.

Tak pelak lagi, ruangku sepi.
Lamat-lamat bersenandung dalam hati,
"Aku punya kamu sampai mati."

Inginnya terlelap dalam selimut hangatmu.
Tapi besok kita pasti bertemu,
menenggak rindu yang malam ini kita ramu.