Selasa, 08 November 2011
1Puisi1Hari: #24 Bulan Pertama
Bulan mengintip dari jendela. Malu-malu, dia.
Diundang masuk cahayanya setelah padamnya lentera. Tersenyum, dia.
Pantulan binarnya melompat-lompat pada kulit pengantin baru di malam pertama.
Berkilap pada butiran keringat pembuktian cinta.
Bulan mengendap ke balik awan. Jengahlah, dia.
Bahkan dengan gaunnya yang bertabur bintang, eloknya takluk oleh senyum pengantin yang serahkan keperawanan. Mengalah,dia.
1Puisi1Hari: #23 Serong
Kumohon jangan biarkan aku tertidur di pelukmu, yang sejatinya bukan tempatku.
Dekapan di dadamu itu masih tujuan untuknya pulang kapanpun dia mau.
Buatku, hangat itu hanya sewaktu-waktu.
Hanya bila keperluanku dan kebutuhanmu bertemu.
****
1Puisi1Hari: #22 Sebelum dan Sesudah
Rindu itu tumbuh, hujan menyuburkannya.
Rindu itu kembali. Ia hanyut dengan mimpi semalam tadi, namun terbit lagi seiring mentari.
Selasa, 01 November 2011
1Puisi1Hari: #21 Menyerah Pada Hari Minggu
Tentang hari yang disiapkan Tuhan untuk berhenti membanting tulang dan mengendus wangi melati.
Berhenti untuk pulang dan mengamini.
Dibasuh-Nya bekas jejak kaki dengan curahan tangis awan seharian,
supaya kita yang salah jalan kemarin tidak kembali pada setapak yang sama,
supaya janji memperbaiki diri dan mengubah arah bukan hanya rancangan,
supaya walaupun tidak ke mana-mana jadinya tidak tersesat jua.
Tentang hari yang dingin berangin dan bahkan siang yang menyerah tanpa perlawanan.
Dalam mendung aku bercakap dengan Bapaku.
Tidak di rumah-Nya, kujamu di rumahku.
1Puisi1Hari: #20 Sekarang, Kita
Kapan lagi waktu yang sahih selain saat ini
untuk berterima kasih dan sungguh mensyukuri,
bahwa tidak semua sejodoh sanggup melangkah berdua
beriringan memekarkan nafsi bersama,
berselaras akal, rasa, dan kekayaan sukma.
Bahkan bentangan jarak jasmani kian meneguhkan,
karena terpisah bukan berarti hilang arah dan tujuan
ketika sauh hati sudah kukuh ditambatkan.
untuk berterima kasih dan sungguh mensyukuri,
bahwa tidak semua sejodoh sanggup melangkah berdua
beriringan memekarkan nafsi bersama,
berselaras akal, rasa, dan kekayaan sukma.
Bahkan bentangan jarak jasmani kian meneguhkan,
karena terpisah bukan berarti hilang arah dan tujuan
ketika sauh hati sudah kukuh ditambatkan.
1Puisi1Hari: #19 Bagaimana
Lengket -- namanya melekat di otak
Diusir pasir pun bergeming
Disapu ombak pun bertahan
Bagaimana cara melupanya?
Langganan:
Postingan (Atom)