Selasa, 26 Oktober 2010

Tahi Lalat

B

Saya mau menantang kamu kali ini untuk mengetahui seberapa kenal kamu akan tubuh pasanganmu. Oke. Sebutkan letak-letak tahi lalatnya. Bisa?

Tidak perlu bertanya balik pada saya. Karena sebelum saya melontarkan pertanyaan ini, sudah saya catat semua. Yang di pundak sebelah kanan, yang di perut di dekat pusar, yang di lengan kanan, dan masih ada beberapa lagi. Kadang saya suka bermain menyambungkan titik di badannya. Itu lho, permainan menyambungkan titik-titik sesuai urutan angka yang hasilnya sebentuk gambar. Ya memang, badan A hasilnya tidak bergambar. Itu alasan saya saja untuk menggerayangi tubuhnya. Nakal ya? Hahaha..

Saya jadi ingat masa-masa kuliah dulu waktu masih sering menghabiskan waktu di sebuah kafe kecil di dalam mal daerah Selatan Jakarta. Kafe ini menaruh beberapa toples beling berukuran besar sebagai dekorasinya di dekat pintu masuk. Isinya biji-biji kopi berbagai variasi. Sampai sekarang saya tidak pernah tahu apakah hanya sekedar dekorasi, atau memang benar untuk dihancurkan-diseduh-lalu disajikan dalam cangkir kopi.

Saya dan teman-teman sering “mencuri” beberapa biji kopi hanya untuk dipakai untuk bermain.

D menaruh sebiji kopi di dagu sebelah kiri. “Siapa saya?” tanya dia. “Rano Karno!” seru saya dan C serentak.

Lalu C memasang sebiji di atas bibirnya. “Kalau ini?”. Saya dan D menjawab bersamaan, “Cindy Crawford!”

Gantian saya menempelkan satu di bawah mata kiri. Belum sempat bertanya, mereka menjawab sambil terbahak-bahak. “Ita Purnamasari!”

Kembali ke atas lagi, sudah bisakah kamu mengingat tiap letak tahi lalat kekasihmu? Mungkin akan lebih mengagetkan kalau ternyata lebih hafal tubuh selingkuhan terbaru. Semoga tidak begitu.

Yang pasti gara-gara tahi lalat saya baru menyadari betapa A begitu perhatian sama saya. Mungkin ia tidak ingat semua letaknya. Tapi dari sekian (percayalah, jumlahnya tidak banyak) yang pernah melihat nonok saya dengan lampu yang tetap menyala, baru A yang akhirnya memberi tahu, “Kamu punya tahi lalat di labia minora. Ada dua.”

Saya tidak akan mencari dalam primbon artinya tahi lalat di kemaluan, tapi hanya bertanya-tanya. Kenapa baru A yang memberi tahu saya? Yang lain kurang perhatian sepertinya. Kamu jangan begitu ya.

Tidak ada komentar: