Kamis, 07 Oktober 2010

Satu Puisi Satu Hari: #10 Alas Kaki



Kasut kulit lusuh penuh bakti pada si empunya.
Terinjak dan teraniaya tapi tetap penuh setia,
karena mafhum ia alas kaki satu-satunya.
Nona Majikan tidak punya lagi apa-apa.
Rela ia terguyur hujan, terseok di selokan, menggumuli lumpur.
Semangatnya tidak pernah kendur, abdinya tidak akan luntur.

Namun malam ini Kasut usang bermuram durja.
Di sisi perapian ia terlantar saja. Nona Majikan meninggalkannya.
Karena dalam pesta dansa Upik Abu jadi putri jelita,
bersepatu kaca.

Tidak ada komentar: