Rabu, 20 Oktober 2010

Sang Penggetar

V

Kenalkan, aku sang penggetar. Baru dibeli B waktu dia liburan ke luar negeri sebulan lalu. Dia tertarik dengan tulisan di kotakku: “Mini Vibrator”. Ah, padahal aku nggak mini-mini amat. Gini-gini kan aku masih punya harga diri. Kemarin ini waktu ditaruh di samping tempat tidur, aku sempat mengukur. Punya A dan aku nggak jauh beda, kok. Iya sih, lebih besar punya A. Tapi aku nggak terima dipanggil mini!

V : Kenapa sih kamu beli aku? Memang nggak puas sama punya A?
B : Loh, gimana sih? Masih belum ngerti juga sampai sekarang? Namanya juga alat bantu, ya kamu dipakai saat saya lagi butuh bantuan. Kapan? Waktu A lagi tidak di sini. Waktu kami lagi butuh variasi. Ya, saat kamu diperbantukan.
V : Aku iri. Aku suka diumpetin dalam lemari.
B : Ah, kamu lucu sekali. Kamu itu barang paling pribadi. Bahkan lebih intim dari pakaian dalam saya yang ditumpuk di dalam laci. Jadi jangan berkecil hati.
V : Stop! Jangan sebut lagi kecil-kecil atau mini-mini. Aku nggak sudi!
B : Ssst.. Tahu tidak kenapa saya suka kamu? Kamu, hmm, ya tidak teralu besar. Tapi kamu bergetar! Punya A tidak bisa begitu.
V : Iya aku tau. Kecuali punya A pakai cincin yang berbaterai itu!
B : Wah, kamu suka ngintip ya dari dalam lemari?
V : Iya, kalau aku lagi nggak diajak main. Eh, memangnya benar ya, posisi menentukan prestasi?
B : Dasar tukang ngintip! Hahaha. Iya pastilah menentukan! Ada titik-titik spesifik yang hanya bisa dicapai dengan posisi tertentu. Gerakan juga menentukan.
V : Iya, aku sering lihat kalian bervariasi. Apa rasanya sih kalau sampai bisa berprestasi?
B : Hahaha bergetar dari ujung kepala sampai ujung kaki!
V : Kayak aku dong!
B : Iya, tapi kamu dari kepala sampai kaki kan cuma berapa inci..
V : Tuh kan, ungkit-ungkit ukuran lagi!
B : Ah, kamu terlalu sensitif. Yang boleh sensitif itu cuma saya dan genitalia. Hahaha..
V : Ngomong-ngomong A kemana sih, udah tiga hari nggak pulang-pulang?
B : Sedang di Bangladesh dia, ada urusan. Hari Senin depan baru pulang.
V : Jadi sekarang kita main lagi?
B : [senyum] Yuk, saya cuci dulu.
V : Nggak usah, kamu ke warung depan aja dulu. Bateraiku habis kamu pakai melulu.

Tidak ada komentar: