Aku menciumi tiap jengkal kulit cokelat lelakiku,
mengendus setiap inci ketidaksempurnaan permukaannya:
parut –parut luka tanda kejantanan, dan gores-gores halus jejak cakaranku.
Membelainya saat terlelap seperti mencumbu ketidakberdayaan. Aku tergila-gila.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar