Kamis, 04 Maret 2010

Mari Bermain (Sekuel Pertama)


B



Saya sedang mandi sendiri. Dia di ranjang saja nonton televisi, sudah mandi duluan tadi.

Kadang-kadang saya mandi sambil bernyanyi, kadang-kadang sambil menari. Kadang-kadang hanya melamun, atau seperti sekarang, sedang memikirkan permainan lagi.

Saya keluar kamar mandi dengan rambut tergerai basah dan kulit yang bersih dan wangi. Saya tahu dia suka sekali melihat saya begini.

"Sayang," kata saya, "kalau aku mati.."

"Ah! Ngga mau denger," dia memotong omongan saya sambil menutup telinga.

"Tunggu dulu, aku belum selesai." Saya melepaskan tangan dari samping kepalanya. "Kalau aku mati.."

"Ah, ngga pengen ah obrolan begini," dia memotong lagi.

"Kalau aku mati," saya melanjutkan tidak perduli, "kira-kira satu barang aku yang mau kamu ambil apa?"

Dia terdiam. Lalu pelan-pelan senyum nakalnya mengembang. "Mobil kamu! Hehehe."

Mau tidak mau saya ikut tertawa bersama dia. Menggemaskan sekali bocah ini!

"Kalau kamu?" dia balik bertanya.

Ini dia saat yang saya nantikan. Karena saya sudah menyiapkan jawabannya sejak meramu pertanyaannya. "Buku ide kamu," jawab saya mantap. Karena saya tahu, di buku itu dia menulis dan menggambarkan ide-idenya untuk berkarya. Sangat pribadi.

Mendengar jawaban itu, saya bisa melihat kasih sayang di matanya. Lalu tangannya menyambut tubuh saya. Pelukannya sungguh mesra. Pelukan meningkat ke ciuman, dan ciuman meningkat ke senggama. Skor malam ini: satu sama.

Tidak ada komentar: