Selasa, 20 Juli 2010

Brrmm.. Brrmmm..

B

Bercinta di dalam mobil memang menyenangkan. Tapi tak ada yang mengalahkan pemanasan di atas motor.

Memeluk lelaki di depan saya, mempercayakan hidup saya pada keterampilannya membawa kendaraan roda dua. Menyandarkan dada pada punggung gagahnya. "Terasa nggak detak jantung aku, Sayang?"

Kami dalam perjalanan pulang setelah bersenang-senang merayakan ulang tahun seorang teman. Kondisi kesadaran agak sedikit diragukan setelah menikmati asap hasil pembakaran dedaunan. Saya dan dia sudah tidak tahan, ingin segera pulang dan berbalas belaian.

Setang sebelah kanan diputarnya agar laju motor semakin kencang. Pelukan saya kian erat. Getaran mesin  pada jok tempat saya duduk terasa seperti makin menggoda. Badan kami kian merapat.

Hari sudah gelap, dan jalanan tidak terlalu ramai. Kalau tidak begini, mungkin saya tidak akan berani. Berani bergerak, maksudnya. Bergerak memindahkan posisi tangan saya yang memeluk pinggangnya, perlahan-lahan turun sampai tiba di antara kedua kakinya. Jemari saya bermain di sana, dan mulai merasakan reaksi isi celananya. Mungkin karena konsentrasi sang pengemudi jadi berkurang, laju motor sedikit melambat. "Aku mau cepat sampai, Sayang."

Tangan kirinya menggapai ke belakang dan meraih betis saya. Diremasnya dengan gemas. Bila saja saya lupa ada helm di kepala, mungkin sudah saya gigit lehernya.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

weww...lumayan anget ceritanya,,tpi ceritanya sudah menikah blum nih psangan ini...??

@miyaa mengatakan...

Ini hanya sebentuk karya. Biar pembaca saja yang meneruskan imajinasinya. Sudah menikah atau belum, itu terserah Anda.