Senin, 24 Januari 2011

#30HariMenulisSuratCinta (Hari Sebelas: Untuk Langit)

Untuk: Langit.

Sesungguhnya ini adalah surat pengakuan cinta untukmu, bagaimana kusimpan kekaguman padamu yang elok. Menengadah dan menikmati yang tersaji amatlah seronok.

Merahmu di mekarnya fajar yang mengiring kokok Sang Jago memanggilku untuk mengucap syukur akan datangnya hari baru. Lalu naiknya Mentari menuntun barisan awan yang menggoda imajinasi. Aku berani sumpah, kadang kulihat awan mengikuti bentuknya sejoli yang sedang bercinta. Romantis sekali. Langit yang terindah, aku ikut murung ketika kamu kelabu dan mendung. Ikut sedih ketika kamu menangis, merajuk, dan mengamuk dengan kilat dan guntur. Tapi Bunda Alam dan Ibu Bumi tentu memberi waktumu untuk menurunkan hujan bukan tanpa alasan, bukan? Karena sehabis itu kamu pasti menghiburku dengan mahakarya pelangi. Belum lagi jingganya senja. Sedari kecil yang kupuja lukisan wajahmu yang merona mengantar kawanan burung kembali ke Utara. Bahkan saat kamu menggelap pertanda malam, Langitku sayang. Saat gaunmu bersih, kupuja beludru itu yang berhias pendarnya bulan dan kilaunya gemintang.

Jadi, inilah surat pengakuan cinta untukmu. Siang tadi waktu aku dan lelakiku berbaring di rumput menikmati hamparan biru, kamulah yang sungguhnya mengisi hatiku.

Dari: Perempuan yang ingin terbang menciummu.

Tidak ada komentar: