Senin, 20 September 2010

Lebih Dalam Tentang Pakaian Dalam

A

Saya suka melihat B memakai baju pilihan saya. Walaupun akhirnya waktu mau menikmati tubuhnya, bajunya kadang harus dibuka juga. Baju bisa jadi awal segalanya. Potongan tertentu bisa langsung memancing 'adik' saya berdiri. Namanya juga laki-laki.

Selain baju, pakaian dalam juga tentunya penting. Bentuk dan fungsinya harus bisa membuat lekuk perempuan terlihat semakin menggoda, tidak peduli harganya berapa, merknya apa, dan belinya di mana. Namanya juga lingerie.

Mari berbicara lebih dalam tentang pakaian dalam. Kado terakhir B untuk saya adalah sepasang bra dan panty merah muda yang dibelinya diam-diam dan dipakainya dengan elegan. Saya jatuh cinta untuk kesekian kalinya. Menyetubuhinya malam itu, tidak perlu melepas si merah muda renda-renda. Namanya juga tergila-gila.

Kali lain, B memakai celana dalam sekali pakai yang dibelinya di toko serba ada. Katanya, "Masih sisa dari kemarin ke Bali. Sayang kalau ngga dipake." Bentuknya memang tidak terlalu menggoda. Tapi fungsinya yang sementara membuatnya rapuh dan gampang saya robek-robek untuk permainan cinta yang liar. Namanya juga variasi.

Di kesempatan lain lagi, B mencoba memakai boxer hitam saya. Sambil berkaca, ia tertawa-tawa. "Lucu ya," katanya. Dilepasnya kancing di bagian depan celana, dan dijulurkannya jari tengahnya keluar dari celahnya. "Lihat, aku juga punya t*t*t!" serunya sambil terbahak-bahak. Kami tidak jadi bercinta karena lelahnya tertawa. Namanya juga coba-coba.

Tidak ada komentar: