Selasa, 10 Mei 2011

Selamat Pagi


Selalu ada selamat pagi terselip di antara geligi yang belum pun kau gosok sedari malam.
Lalu kecupmu itu, yang kugandrungi, mendarat lekat di dahi.

Tanya tetap menggantung di atas setiap tatap -- acap menguap dalam diam.
Tidak ada tenggat yang harus ditepati, sekarang maupun nanti.

Sayang, mimpi yang kita nikmati subuh tadi hanya berakhir jadi tahi mata yang hitam.
Matari yang mengetuk jendela mengeringkannya hingga terseka di pipi.

Pulanglah, bila setengah hati masih dipendam.
Namun tetap tinggal, bila atap yang kausebut rumah sungguh di sini.


****

Tidak ada komentar: