Rabu, 25 Mei 2011

Malu

Rajah di dua lenganmu menyambut pinggul si pemalu.
Terlucuti gaun dan terlepas kaitnya pengampu susu.
Cawatnya basah tersentuh jari tengahmu.
Detik itu ia milikmu. Ia dan jurang di antara dua tungkainya itu.

****

Lelaki, bangunlah lebih lekas dari burungmu.
“Kuluman kemarin masih terasa di puncak bukitku.”
Salahkan cermin di langit-langit yang jadi candu.
Karena itu, ia bukan lagi malu-malu.

****

“Hari ini kamu milikku. Kamu dan kelaminmu.”

Tidak ada komentar: