Aku melempar makian pada hempasan kutang yang kuyup peluh di lantai kamar
-- berbagi teriknya jam tiga sore dengan tirai jendela yang kian menguning.
Menunggal tidak pernah terasa segerah ini
-- ketika matari bukan lagi mengulum senyum, tapi tanpa santun pamerkan gigi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar