Selasa, 01 Februari 2011

#30HariMenulisSuratCinta (Hari Sembilan Belas: Untuk Bayangan Lelakiku)

Hei.

Sepertinya aku harus menulis surat cinta sendiri untuk kamu, bayangan lelakiku. Karena walaupun dia sedang tidak di sampingku, bahkan ribuan mil jauhnya, kamu selalu mengikutiku. Di kamar mandi waktu aku membasuh diri, di dalam cermin waktu aku berdandan pagi-pagi, di dalam piring waktu aku menyantap nasi, di pelupuk mata waktu aku menjemput mimpi, bahkan di layar komputer waktu aku mengetik ini. Kamu di mana-mana!

Aku sadar aku tidak bisa lepas darimu waktu aku mulai jatuh cinta padanya. Bilang saja aku gila. Mungkin aku memang tergila-gila. Tidak waras, tidak berakal sehat, tidak berlogika. Tapi daripada aku berusaha menghindarimu dan semakin tersiksa, aku telah sampai pada titik ‘menerima’. Rela aku diusik kamu di mana-mana, kalau memang beginilah gejala rindu serindu-rindunya. Toh dia yang di sana mengaku tak bisa lepas dari bayang-bayangku juga. Ketika kami tidak saling membayangkan itulah seharusnya aku mulai curiga. Jadi sekarang kehadiranmu di tiap hembusan nafas kunikmati saja.

Malam ini, kamu menemaniku sambil menyeruput cokelat hangat. Mengingat jejak kecupnya di bibirku yang masih lekat.

Tidak ada komentar: