Jumat, 05 November 2010

Satu Puisi Satu Hari: #39 Nasi Bungkus

Bagaimana bisa tidurku tenang bila ranjangku dibalut seprai beledu
sementara lapikmu berselimut abu?
Bermimpi saja mungkin engkau enggan, takut maut menjemput.
Di sini aku nyaman di bawah atap sirap dengan pilar kayu kelapa;
di sana keluargamu berbagi papan dalam pengungsian.
Dan kekasihku -- lelaki yang berjarak satu sentuhan jari -- mendampingi waktu-waktu beku,
selagi paruhan jiwamu tertimbun ampas lindu dan belum ketemu.

Aku berkaca di meja rias,
dan membayang romanmu manai.

“Jadi, Anak Manja, malulah kamu yang berkeluh soal idelanya lekuk tubuh sementara dia menyantap nasi bungkus dengan tangan berdebu!”

Tidak ada komentar: