Rabu, 10 November 2010

Satu Puisi Satu Hari: #44 Pujangga-Koki

Saya ingin kenal koki yang bisa berpuisi.
Saya ingin baca indahnya perkenalan bumbu itu dan ini
yang dinikahkan oleh air liur nanti.

Saya tidak bisa masak. Menarik hati lelaki bukan dari perutnya
tapi beberapa senti lagi di bawahnya.
Berpuisi begitu juga.

Ajari saya memasak dan berpuisi,
wahai Pujangga-Koki.

3 komentar:

Beau Mignon mengatakan...

maaf,sbnrnya aku komen dsini krn mau tny.. Sbnrnya perempuan mcm apa sih yg sampai bs diajak bercanda dgn bhs kotor dan kasar sm laki2? Mksdku,perempuan itu dianggap apa (oleh si lelaki) smpai bs diperlakukan sprt itu? Pls dbales. Thx.

@miyaa mengatakan...

Dear Lidya, gak perlu minta maaf :)
Pasti tiap orang punya batasan sendiri sejauh mana bisa diajak bercanda. Apalagi bercanda dengan bahasa kotor/kasar, bukan cuma antara lelaki & perempuan, tapi sesama jenis juga kurang enak didengar ya. Pertanyaannya, senyaman apa hubungan antara yang mengajak bercanda dan diajak bercanda? Kalau tersinggung, kita kan punya hak bertanya langsung sama orangnya -- dianggap apa kita oleh dia? :)

Anonim mengatakan...

hahhaaa.. aku jadi lapar membaca ini.

Bahasamu ga kotor kok kakak miyaaaaa. Cerdas menrtku. Bisa menyampaikan sesuatu dengan permainan kata. Krn menurutku, untuk menangkap sebuah puisi, kamu harus bisa menguasai sekitarnya. Jadi pesan puisi tersampaikan.