Selasa, 23 November 2010

Satu Puisi Satu Hari: #57 Proses

Puisiku pakai kalimat panjang-panjang karena ditulis sambil menyeruput mi instan. Ini baru kenikmatan makanan, disantap pada momen tepat sendirian.

Bukan tak ingin berbagi, tapi porsinya memang hanya segini. Kucingku pun di bawah meja menatap penuh iri. Maaf ya Pus, kamu harus belajar tahu diri.

Satu saat nanti kalau sudah mahir mamasak yang lain, saya berjanji akan meramu puisi penuh bumbu dan kaya cita rasa. Lengkuas, kemiri, bahkan daun ganja akan pesta pora dalam wajan dan terlukiskan dalam tulisan, seperti mengawinkan resep dengan prosa.

Tetapi itu masih lama akan terjadi, jangan menahan nafas menunggu prosesnya. Mangkuk di depan mata masih berusaha saya bikin licin, dan sebentar lagi harus minum obat sakit kepala. Karena mi instan walau enak namun terlalu banyak penyedap rasa, ya, yang cepat saji memang kurang baik biasanya.

Tidak ada komentar: