Jumat, 12 November 2010

Satu Puisi Satu Hari: #45 Habis

Seperti kemarin-kemarin,
kembali mereka duduk berdampingan.
Kotak dengan sinar katoda itu di hadapan.
Cahayanya memantul di bola-bola mata.
Namun benak mereka tidak di sana.
Memecah dingin, bercakap-cakap
merangkum malam sebelum lelap.
Berbagi cemas akan pilihan hidup
dua perempuan yang bintangnya kian redup.

“Benarkah semua punya tanggal kedaluarsa?”
 

“Ya, mungkin saja. Kamu dan dia. Kamu dan saya.”
 

“Yang berawal manis jadi tawar?”
 

“Ya, jatuh tempo. Jadi pencahar.”

Beberapa menit lewat tengah malam mereka berpisah.
Doa sebelum tidur terdengar dari masing-masing kamar.
“Semoga tidak pernah berpisah.”
“Semoga diberi kekuatan bila perasaan sudah habis benar.”

Tidak ada komentar: