Selasa, 23 November 2010

Satu Puisi Satu Hari: #56 Setelah Reda

Langit patah hati karena gerhana siang tadi.
Ia menangis deras, keras sekali.
Curahnya bagai tanpa letih teteskan pedih.
Meremas awan sampai pipih. Sampai bersih.
Berhenti menyesali diri yang terjatuh lagi.
Separuh kesalahan milik mereka yang menyakiti.
Sandarkan lelah pada pilar-pilar guntur,
wahai kalian yang terluka goresan asa.
Sebentar lagi kelabu akan luntur
menenung pundi-pundi di kaki pelangi sudut Utara.
Biarkan, biarkan yang lajak berdusta
tertimbun sendiri oleh jamaknya tipu daya.
Buang-buang waktu menunggu sesal mereka.
Permohonan maaf itu layak diniatkan, bukan diharapkan. Seharusnya.

Tidak ada komentar: