Kamis, 25 November 2010

Satu Puisi Satu Hari: #58 Benih-Buah

Upik terbuang merasa terabaikan. Malu.
Ternilai di bawah candu-candu bermadu.
Peduli setan dengan mata sayu.
Tenggat pun terlewat, upik terlambat menurut waktu.
Ia bukan lagi seorang satu.
Padahal inginnya kejujuran dahulu.
Walau setajam sembilu, tapi tak menyimpan bangkai berbau.
Mempersilakannya menyemai rasa percaya, menyiraminya dengan berbagi bersama, dipupuki waktu sendiri-sendiri. Menunggu bunga gelebah lalu berbuah.
Upik ingin memetik setia.

Tidak ada komentar: